Meraih 2 medali emas, 4 perak dan 1 perunggu, Fakultas Teknik sukses menyabet predikat Juara Umum sekaligus merebut Piala Rektor dalam ajang Dies Natalis Universitas Udayana yang ke 50.
Diperlukan kerja keras untuk memboyong Piala Rektor kembali ke genggaman Fakultas Teknik. Pihak atlet yang berlomba di perhelatan Dies Natalis ini dituntut untuk mempersiapkan fisik dan mental mereka, selain itu masih banyak aspek-aspek lain yang harus diperhatikan pula. Untuk mempermudah persiapan tersebut, maka dibentuklah sebuah panitia persiapan Dies Natalis. Panitia persiapan untuk Dies Natalis ke-50 ini diketuai oleh I Putu Gede Eko Putra yang akrab disapa Surip.
“Saya dipercaya sebagai penanggung jawab di Fakultas Teknik. Untuk mempermudah pekerjaan yang ada, maka dibentuklah panitia. Ada bagian kepanitiaan yang sama seperti kepanitiaan lainnya, dan ditambah dengan penanggung jawab dari masing-masing cabang perlombaan,” ujarnya. Surip juga menambahkan bahwa panita ini dibentuk di sebagian fakultas, “Panitia Dies sebenarnya ada di tingkat universitas. Kalau panita di Fakultas Teknik itu bisa dikatakan sebagai tim sukses, dan dibentuk satu bulan sebelumnya.”
Dalam kegiatannya, tim sukses ini juga tidak terhindar dari berbagai kesulitan. Kesulitan yang paling terlihat sekarang adalah mencari surat dispensasi. “Secara umum, dari pihak dekanat dan jajarannya sangat mendukung kegiatan ini. Permasalahannya ada di beberapa dosen yang memang lebih mengutamakan bidang akademis daripada non akademis,” tambah Surip.
Sebagai ketua tim sukses, Surip menilai bahwa antusiasme para atlet yang membawa nama besar Fakultas Teknik sudah bagus. “Karena kita sudah menghimbau ke setiap peserta lomba dan penanggung jawab lomba bahwa tujuan kita tahun ini akan merebut kembali piala rektor. Hasilnya sudah bisa dilihat sekarang, Piala Rektor kita rebut,” ujarnya.
Pada Dies Natalis Universitas Udayana ke-50 ini, Fakultas Teknik benar-benar semangat dan mengerahkan usaha secara maksimal. Hal itu dimotivasi oleh keinginan agar Fakultas Teknik ini diakui oleh fakultas lain. “Kita biasanya dicap arogan, atau sebagai fakultas yang terkesan keras. Tapi kita ingin tunjukkan kepada mereka kalau kita juga bisa main sportif,” ungkap I Gede Anom Prawira Suta selaku Ketua SMFT.
“Makanya kemarin sempat ada beberapa gesekan. Tapi akhirnya tidak terjadi apa-apa karena bisa kita redam,” tambah Surip.
Wacana mengenai target meraih predikat Juara Umum di Dies Natalis ini sebenarnya sudah diucapkan pada saat penutupan Pekan Olahraga Teknik (PORTEK) beberapa bulan yang lalu. Saat itu, Ketua SMFT yang akrab disapa Anom ini mengatakan akan mempersiapkan atlet-atlet yang terlihat untuk diadu pada Dies Natalis. “Atlet-atlet yang terlihat atau mendapatkan juara di PORTEK akan dipersiapkan. Dan saat itu pula saya tegaskan bahwa target kita adalah juara umum kembali ke tangan Fakultas Teknik,” terang Anom.
Kemudian, wacana langsung dirapatkan dan akhirnya membentuk suatu kepanitiaan atau tim sukses dan menunjuk ketuanya. Ketua panita berkoordinasi dengan SMFT dan teman-teman jurusan regular atau non-reguler untuk mempersiapkan strategi yang matang.
Namun, dengan segenap persiapan yang ada, dalam pelaksanaan Dies Natalis banyak hal yang benar-benar mendebarkan. “Kita sempat down. Karena kemarin Defille tidak mencapai target,” ujar Anom.
“Kontemporer juga tidak mencapai target, bahkan menurun. Tapi bukan itu patokan kita, ” imbuh Surip.
Hasil perlombaan Defille dan Kontemporer memang menjadi pukulan. Apalagi dari tahun ke tahun, kedua cabang perlombaan ini merupakan penyumbang medali emas bagi Fakultas Teknik. Namun, tim sukses memiliki strategi khusus untuk mengakalinya.
Dari perhitungan yang dilakukan, ditemukan celah-celah yang berpotensi untuk menguatkan posisi Fakultas Teknik di klasemen Dies Natalis. “Kita jelaskan, misalnya jika mendapatkan medali ini di perlombaan ini, kita pasti dapat juara umum, ” jelas Surip.
Untuk menjaga Piala Rektor agar tetap berada di tangan Fakultas Teknik, Surip berharap agar tim sukses kedepannya dapat mengantisipasi kekurangan-kekurangan yang terjadi sekarang.
Anom berpesan untuk menjadikan kemenangan ini sebagai pelajaran bagi seluruh civitas akademik Fakultas Teknik. “Kuncinya adalah bagaimana kita mempersiapkannya dari awal!” ujarnya, “Dari latihan-latihan kecil sehingga dapat membangun kesiapan mental dan fisik, sehingga selalu siap pada saat diperlukan!” Diharapkan juga agar semua mahasiswa menyadari bahwa peranan mereka sangat dibutuhkan. “Misalnya banyak orang-orang berbakat yang tidak terlihat, dan kita harapkan agar bisa muncul kedepannya, ” tambah Anom. (ayu,sta)